planespotter

welcome to raihan yafie's flight blog!

Senin, 16 Januari 2012

kecelakaan terus menimpa indonesia sampai saat ini

Berputar di Udara sebelum Jatuh

MAGELANG– Sebuah pesawat latih milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) kemarin jatuh di Dusun Karangrejo, Desa Kedungsari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.

Pilot pesawat Kapten Penerbang Ali Mustofa, 30, dari Skuadron 1 Lanud Adisutjipto Yogyakarta langsung meninggal di tempat kejadian. Kecelakaan pesawat ini terjadi di area persawahan dan pekarangan milik warga di Dusun Karangrejo saat cuaca cerah. Pesawat sempat tidak stabil dan berputar-putar di udara serta naik turun secara tajam dua kali sebelum terjatuh ke pekarangan.

Badan pesawat membentur tanggul sawah dan pilot terlihat masih berusaha menerbangkan pesawat, tetapi lalu menabrak pepohonandanakhirnya hancur. “Sempat berputar-putar di udara dan naik turun atau menukik. Terus membentur sawah dan terbang rendah menabrak pepohonan dan jatuh di pekarangan,” kata Abdul Rohim, 57, saksi mata kejadian yang saat itu sedang mencangkul sawah di sekitar lokasi kejadian. Kondisi pesawat ditemukan hancur tak berbentuk menjadi puluhan serpihan yang berserakan di sawah dan pekarangan.

Serpihan yang terlihat lebih besar hanya bagian baling-baling, sayap pesawat, dan kabin atau badan pesawat. Ada beberapa serpihan yang terlihat di pucuk sejumlah pohon bambu dan kelapa yang ditabrak. Setidaknya ada beberapa pohon yang tumbang.Serpihan pesawat terdiri atas balingbaling, sayap pesawat, dan kabin jatuh di pekarangan berjarak 25 meter dari alur Sungai Progo.Pilot Ali Mustofa meninggal karena terjepit di bagian kabin yang hancur itu.

Kondisinya mengenaskan karena terluka sobek di bagian wajahnya, patah tulang leher dan kedua kakinya, serta berlumuran lumpur dan darah. ”Pesawat terbang dari arah selatan ke utara. Saat pesawat terjatuh,saya tidak berani mendekat dan langsung melaporkannya kepada warga lain dan petugas,”kata Abdul Rohim. Menurutnya, kecelakaan pesawat ini terjadi sekitar pukul 10.30 WIB saat cuaca cerah.

Warga yang menerima laporan langsung membantu petugas polisi,TNI, dan relawan mengevakuasi korban dari pesawat yang menjepitnya. Sebanyak 10 orang ikut membantu mengevakuasi korban. Aparat Polsek Bandongan yang membantu evakuasi, Brigadir Donny, mengatakan, evakuasi harus menggunakan pisau untuk memotong sabuk pengaman yang masih mengikat tubuh korban pada kokpit.

Pilot ditemukan hanya sendirian dan tidak ada pilot pendampingnya. Selain itu evakuasi juga harus menggunakan gergaji untuk memotong beberapa bagian kabin dan memotong selang ke tabung oksigen. ”Proses evakuasi korban dilakukan secara manual.Proses evakuasi sangat sulit karena posisi badan pesawat terbalik sehingga baru selesai sekitar pukul 11.00 WIB.Kemudian jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Magelang,” ujar Brigadir Donny.

Di dalam bagian kabin dan lokasi sekitarnya,katanya, terdapat bau bahan bakar pesawat avtur yang sangat terasa. Karena itu petugas evakuasi langsung mengamankan bahan bakar yang tersisa di pesawat untuk mencegah timbulnya kebakaran. Diperkirakan pesawat tidak mengalami ledakan, tetapi murni jatuh hingga membuat hancur berkeping- keping. Korban Kapten Penerbang Ali Mustofa kemudian dibawa ke Rumah Sakit Tentara (RST) Dr Soejono Magelang, tetapi kemudian dibawa ke Lanud Adisutjipto Yogyakarta.

Sementara di lokasi kecelakaan, polisi langsung memasang garis polisi karena banyaknya warga yang berdatangan. Ribuan warga memang terus mengalir mendatangi lokasi untuk menonton kejadian ini. Koordinator relawan lapangan Basarnas Semarang Prabowo mengatakan, berdasar informasi yang diperolehnya, pesawat yang dibawa korban ini baru saja selesai diservis. Diperkirakan, sebenarnya sedang dilakukan uji coba kelayakan pesawat setelah servis tersebut.

Selain itu diperkirakan korban panik sehingga tidak sempat menyelamatkan diri dengan jok lontarnya. Sementara Komandan Wing Pendidikan Terbang Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta Kolonel M Khairil Lubis mengatakan, kondisi pesawat tersebut masih bagus sebelum peristiwa tragis ini menimpa. Pesawat nahas ini adalah pesawat jenis Charlie LD 3417. Selain itu pilot pesawat Kapten Penerbang Ali Mustofa merupakan pilot yang berpengalaman.

”Namun dengan adanya kejadian ini, kami akan melakukan evaluasi. Semua pesawat baik yang terbang maupun yang tidak terbang akan kami teliti kembali,” ujar Kolonel M Khairil Lubis saat mengunjungi lokasi kejadian. Menurutnya,pesawat nahas ini buatan tahun 1970-an yang sengaja diproduksi untuk digunakan latihan.

Namun dia tidak mau menyebutkan produsen dan negara yang membuat pesawat tersebut. Menurutnya, dia akan langsung menerjunkan tim untuk menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat ini.Hingga kemarin sore, tim dari TNI AU masih bekerja di lokasi kejadian dan belum melakukan evakuasi bangkai pesawat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar